Banyak Kapal Pesiar Mau Datang ke Indonesia, Tapi…

41 views

Jakarta - Banyak kapal pesiar mau datang ke Indonesia, tapi ada berbagai tantangan. Terutama soal sarana dan prasarana penunjang yang belum memadai.

Indonesia punya alam yang tidak perlu diragukan lagi keindahannya. Banyak turis pun tertarik datang ke sini naik kapal pesiar. Pertanyaannya sekarang, apakah Indonesia siap menyambut kedatangan mereka?

“Ada banyak yang bisa dilihat di Indonesia. Pertanyaannya, apakah pelabuhannya siap? Terutama kapal kami, Princess Cruises yang lux, bisa menampung 2.000-3.000 tamu. Kebanyakan tamu bule kami, usianya sudah tua. Makin tua, mereka malah mau keliling dunia. Fasilitas di pelabuhan harus mampu menampung demografik ini. Harus ada proper facility seperti kursi roda buat mereka,” ungkap Farriek Tawfik, Direktur Asia Tenggara Princess Cruises di Restoran Suasana, Aston at Kuningan Suites, Jl Setiabudi Utara Raya Jakarta, Selasa (7/8/2018).


Pelabuhan yang besar juga dibutuhkan agar kapal pesiar bisa bersandar. Selama ini, kapal pesiar berhenti di tengah laut, kemudian melanjutkan perjalanan naik kapal kecil ke destinasi yang dituju. Jika pelabuhannya cukup besar dan dalam, otomatis kapal pesiar akan makin banyak yang datang ke Indonesia.

Selain fasilitas di pelabuhan, jauhnya jarak ke destinasi wisata populer dari pelabuhan juga jadi tantangan tersendiri. Farriek mencontohkan kapal pesiar yang bersandar di Pelabuhan Belawan, Medan.

Para tamu tentu ingin ke Danau Toba, tapi jarak yang lumayan jauh membuat mereka berpikir dua kali untuk datang ke sana.

“Kapal pesiar kami sandar di Pelabuhan Belawan, Medan. Di Medan atraksinya apa? Lake Toba. Tapi dari Medan ke Lake Toba bisa 3 jam, 4 jam kalau macet. Tamu hanya singgah sehari, kalau butuh 4 jam buat berangkat dan 4 jam pulang, itu membuat mereka berpikir,” lanjut Farriek.

Tantangan lainnya lagi, adalah soal ketersediaan bus, serta guide untuk para tamu. Satu kapal pesiar bisa menampung 2.000-3.000 tamu, bisa dibayangkan butuh berapa bus dan guide untuk menghandle mereka. Farriek pun menceritakan pengalamannya membawa tamu ke Candi Borobudur.

“Objek wisata juga harus siap. Saya bawa tamu ke Candi Borobudur, Port-nya di Semarang. Ada 2.000 tamu, bisa dihitung mereka butuh berapa tour bus yang cukup. Proper guide buat tamu juga penting. Tamu kami ada orang Jepang, banyak orang China, Vietnam, kalau British sih tidak masalah ya. Tapi kalau yang lain, mereka butuh guide yang proper,” imbuh Farriek.

Farriek juga menyebut ketersediaan toilet stops serta restoran yang baik juga penting untuk menyambut kedatangan tamu dari kapal pesiar. Lagi-lagi Farriek menceritakan pengalamannya, kali ini di Toraja.

“Kapal kami sandar di Ujung Pandang Port. Saya membawa tamu ke Toraja. Toraja is beautiful. Di sana kami melihat, kematian yang kita melihatnya sedih, tapi di sana jadi Celebration, perayaan. Di sepanjang jalan, nggak ada fasilitas toilet stops yang proper. Jadi kami menyediakan tisu basah, sekaligus jadi penjaga toilet untuk mereka, supaya mereka merasa nyaman. Bus, toilet stops, dan good restoran, its a whole package,” imbuh Farriek.

Tapi di samping itu semua, Farriek tetap mengapresiasi usaha pemerintah Indonesia, terutama Presiden Jokowi yang ingin memperbaiki pelabuhan-pelabuhan sehingga makin banyak kapal pesiar yang singgah di Indonesia.

“Saya mengapresiasi Pemerintah Indonesia, terutama Presiden Jokowi, dia bekerja keras membangun banyak pelabuhan baru. Indonesia is one of the best. Prinsip kita dari industri perkapalan, dimana ada atfraksi, kita kan pergi,” tutup Farriek.

(rdy/rdy)


Sumber Berita

قالب وردپرس

author
Media Online yang menyediakan Berita serta Liputan yang Akurat dan Fakta secara Cepat

Related Post

Leave a reply