VIVA - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Nusa Tenggara Barat, Muhammad Rum, menyatakan kondisi di Lombok saat ini memprihatinkan. Dalam waktu sekitar satu minggu, mereka sudah diguncang dua kali gempa besar.
“Yang pertama pada 29 Juli yang lalu, 6,4 skala richter, menewaskan 20 orang. Sekarang masih tanggap darurat, logistik, tenda-tenda sangat minim,” kata Rum dalam wawancara dengan tvOne, Senin, 6 Agustus 2018.
Rum menuturkan tim BPBD juga dari Basarnas awalnya difokuskan untuk menangani para korban gempa pertama. Tapi kemudian, terjadi gempa yang lebih besar yakni 7,0 skala richter pada Minggu, 5 Agustus 2018.
“Kami tetap harus berupaya, bersama Basarnas, dan instansi lainnya melakukan evakuasi,” kata dia.
Rum melanjutkan gempa juga merusak sebagian besar rumah penduduk, rumah sakit, puskesmas. Namun, dia mengatakan gempa kali ini cenderung merobohkan rumah-rumah penduduk karena secara struktur, kualitasnya jauh daripada yang direkomendasi.
Dia juga mengungkapkan kesulitan yang dialami oleh pihaknya. Selain situasi saat ini yang gelap gulita, mereka sebenarnya juga termasuk para korban itu sendiri.
“Semua termasuk kami-kami ini orang-orang yang terdampak, bagaimana nasib keluarga kami, sama dengan orang lainnya. Tapi karena kami bertanggung jawab atas penanggulangan bencana kami stand by di kantor,” tuturnya.