Singapura - Memiliki keterbatasan bukan berarti tak mampu melakukan banyak hal. Seperti yang dialami oleh wanita Singapura ini. Meski menyandang disabilitas, ia mampu membuktikan bahwa keterbatasannya itu bukan penghalang dirinya untuk menjadi mahir dalam bidang olahraga.
Gemma Rose Foo didiagnosis sejak lahir menderita spastic quadriplegia, salah satu jenis celebral palsy yakni gangguan postur dan kontrol gerakan karena cidera otak. Meski memiliki keterbatasan, Gemma mampu masuk tim atlet paralimpade Singapura dan menyabet beberapa prestasi di bidang olahraga berkuda.
![]() |
Baru-baru ini, mahasiswi The Management Institute of Singapore (MIDS) jurusan Media dan Komunikasi itu meraih juara dalam kompetisi berkuda Concours Para-Équestre de Dressage International (CPEDI3) di Überherrn Linslerhof, Jerman. Bertanding pada kategori freestyle dressage atau tunggang serasi yang diiringi musik, Gemma mampu memukau penonton. Ia pun kini tengah mempersiapkan untuk mengukir prestasi kembali pada FEI World Equestrian Games (WEG) 2018.
Gemma mulai berkuda sebagai salah satu bentuk terapinya untuk membantu secara fisik celebral palsy yang dideritanya. Namun, ia percaya bahwa berkuda bukan hanya menolongnya secara fisik, tetapi juga telah memberikan tujuan hidupnya.
“Kuda membuat saya tenang dan memberi saya kebebasan. Berkuda membuat saya merasa hidup,” ungkap Gemma kepada Straits Times.
![]() |
“Saya tak dapat berlari, dan kuda memberi saya kesempatan untuk dikendarai saat berlari dan rasanya seperti saya sedang berlari. Ini benarbenar perasaan yang menakjubkan,” tambahnya.
Bagi wanita berusia 21 tahun ini, berkuda tak hanya memberikan kesenangan tapi juga membuka bakat dan jalan kesuksesan dirinya. Meski saat kecil ototnya sangat kaku dan ia harus menggunakan kekuatan maksimal untuk menggerakkan tubuhnya, Gemma meyakini bahwa berkuda yang telah digelutinya selama 12 tahun itu telah membantunya secara psikologis maupun perawatan rehabilitatif.
![]() |
Gemma percaya bahwa selain membantunya melewati ketidakmampuanya dan memberinya karier dalam olahraga berkuda, berkuda telah mengubah hidupnya selamanya.
“Hidup itu kadang tidak adil. Siapa bilang itu mudah? Meskipun saya cacar, dengan berkuda saya telah dibuat untuk melakukan hal-hal besar. Saya sangat senang telah menemukan tujuan hidup,” kata Gemma. (agm/ays)
Sumber Berita