“Kami akan terus memberikan informasi terkini tentang segala situasi yang terjadi di Lombok dan Bali. Kami meminta agar masyarakat tetap tenang,” ujar Arief dalam keterangan tertulis, Jumat (10/8/2018).
Arief memantau situasi terkini melalui Tim Crisis Center Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Crisis Center bertugas memantau Akses, Amenitas dan Atraksi (3A) yang terkait langsung dengan para wisatawan di Lombok dan Bali.
“Kita bisa memaklumi bila ada pembatalan saat ini. Namanya juga bencana alam. Namun pemesanan untuk dua minggu sesudahnya semoga tidak ada pembatalan. Kita juga terus proaktif menyampaikan informasi valid kepada calon wisatawan,” ujar Dewantoro.
Ia mengaku terus berkoordinasi dengan lembaga pemerintah untuk mendapatkan informasi terbaru. Hal ini juga untuk menangkal hoaks beredar.
“Setiap hari kita tongkrongin Crisis Center Kementerian Pariwisata yang ada di Dinas Pariwisata NTB dan kita pantau terus informasi-informasi dari BMKG dan kepolisian,” ungkapnya.
Ia mengatakan, dari pantauannya melalui Crisis Center infrastruktur di objek wisata tidak begitu parah baik akses maupun fasilitasnya.
Lebih lanjut, Dewantoro mengaku akan terus mempromosikan wisata yang ada di NTB. Ia menyampaikan untuk agenda atraksi yang akan digelar di NTB sampai saat ini belum mengalami perubahan jadwal dan lokasi.
“Nanti kita akan lanjut berpromosi dan jualan paket ke calon wisatawan. Dengan terus berkoordinasi bersama Crisis Center tentunya. Memang ada sejumlah agenda MICE yang dialihkan ke Makassar saat ini. Namun untuk agenda atraksi wisata belum ada perubahan,” pungkasnya. (ega/fay)